Dalam dunia pastry yang terus berkembang, kreasi croissant menjadi semakin beragam dan inovatif. Setiap saat, para chef pastry meracik ide-ide baru untuk menciptakan karya pastry yang unik.
Di tengah banyaknya variasi croissant yang ada saat ini, ada satu jenis croissant yang paling memikat perhatian dengan keunikannya yang tidak biasa. Sebuah kreasi yang terasa begitu tidak biasa, bahkan mungkin sulit dipercaya bahwa itu adalah croissant. Pastry tersebut ialah cube croissant atau croissant kotak, tampilannya yang berbeda ini tetap menyajikan cita rasa khas croissant namun dengan tekstur yang lebih crunchy dan berisi. Mari kita bahas lebih dalam mengenai cube croissant.
Apa Itu Croissant Cube ?
Cube croissant adalah varian unik dari croissant yang mempunyai bentuk kotak persegi, tanpa melibatkan campuran hybrid dengan jenis pastry lainnya seperti halnya cromboloni (croissant x bomboloni).
Berbeda dari croissant tradisional yang umumnya berbentuk bulan sabit, Cube Croissant memiliki tampilan yang unik dengan proses pembuatannya yang melibatkan pemotongan adonan menjadi persegi dan penyusunan hingga membentuk kubus. Meski memiliki bentuk yang mirip dengan beberapa jenis pastry lain, Croissant Cube tetap mempertahankan esensi croissant dalam setiap gigitannya, dengan lapisan-lapisan adonan yang lembut, lezat, dan kaya akan mentega.
Kelebihan utama dari Croissant Cube terletak pada ruang isianya yang lebih luas dibanding croissant tradisional, hal ini memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam pengisian filling pada pastry kotak tersebut. Dengan bentuk kubusnya yang unik, Cube Croissant dapat diisi dengan berbagai macam isian, mulai dari krim, saus, hingga gula bubuk untuk sentuhan manis ekstra. Dalam dunia croissant, Croissant Cube menjadi pilihan istimewa bagi pecinta kuliner yang ingin mengeksplorasi variasi croissant yang lebih kreatif dan memikat selera.
Sejarah Croissant Cube
Sejarah Croissant Cube bermula pada tahun 2018, ketika seorang koki pastry berbakat asal Swedia yang bernama Bedros Kabranian, menemukan sebuah mold (cetakan) unik di China. Pencipta Croissant Cube ini bukan hanya sekadar menemukan bentuk baru untuk croissant, tetapi juga membuka bab baru dalam dunia kuliner yang selalu dinamis.
Ide Croissant Cube bermula dari keinginan Kabranian untuk memberikan sentuhan baru pada croissant yang sudah menjadi ikon sarapan Prancis. Setelah menemukan mold berbentuk kotak di China, Kabranian merasa terinspirasi untuk mengubah bentuk konsep croissant dan menghadirkan bentuk baru yang lebih inovatif.
Proses pembuatan Croissant Cube melibatkan pemotongan adonan croissant menjadi bentuk persegi dan penyusunan hingga membentuk kubus. Ini adalah langkah yang berbeda dari proses pembuatan croissant tradisional yang melibatkan penggulungan (laminating) pada lapisan adonan. Dengan Beberapa kali eksperimen pembuatan croissant cube dengan mold tersebut, Kabranian pun akhirnya berhasil menciptakan Cube Croissant pertamanya, yang kemudian ia
Sejak pertama kali diperkenalkan, Croissant Cube bukan hanya menjadi tren kuliner, tetapi juga menjadi bukti inovasi dalam menciptakan pengalaman baru dalam menyantap pastry klasik yang selalu dinamis. Dengan sejarahnya yang penuh inovasi, Croissant Cube terus menorehkan cerita baru dalam buku sejarah kuliner dunia dan kini tersedia di banyak toko pastry di seluruh dunia.
Bahan-Bahan Utama Croissant Cube
Bahan utama dalam pembuatan Croissant Cube tidak jauh berbeda dengan croissant tradisional yang sudah dikenal luas. Bahan-bahan yang menyusun kelezatan Croissant Cube meliputi tepung terigu berkualitas tinggi, mentega, air, ragi, gula, dan garam. Namun, perbedaannya erletak pada pengaturan proporsinya.
Pertama-tama, tepung terigu berkualitas tinggi menjadi inti dari adonan Croissant Cube. Kualitas tepung ini memastikan kelembutan dan kelezatan lapisan-lapisan croissant. Selain itu, mentega yang digunakan juga harus berkualitas tinggi untuk memberikan cita rasa yang khas dan kelembutan pada adonan.
Proses pengolahan ragi, air, gula, dan garam juga menjadi bagian penting dari pembuatan Croissant Cube. Pengaturan proporsi yang tepat dalam kombinasi bahan-bahan ini membantu menciptakan adonan yang mengembang dengan baik dan memberikan tekstur yang lezat.
Perbedaan signifikan antara Croissant Cube dan croissant tradisional terletak pada metode pembuatannya. Jika croissant tradisional melibatkan penggulungan lapisan adonan, Croissant Cube dihasilkan dengan cara memotong adonan menjadi bentuk persegi dan menyusunnya hingga membentuk kubus. Meskipun proses ini terkesan sederhana, namun memberikan dampak besar pada tampilan akhir dan pengalaman menyantapnya.
Dengan menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi dan teknik khusus dalam proses pembuatannya, Croissant Cube mampu memberikan cita rasa dan tekstur yang istimewa.
Varian Rasa Croissant Cube
Dengan space-nya yang besar, memungkinkan Cube Croissant untuk memiliki berbagai variasi rasa yang memanjakan lidah baik asin maupun manis.
Isian asin dapat berupa keju, memberikan sentuhan gurih yang sempurna. Di sisi lain, Croissant Cube dapat diisi dengan kombinasi manis, mulai dari krim lembut yang dipadukan dengan potongan buah segar, hingga selai buah atau Nutella yang memberikan kelezatan klasik. Kombinasi rasa yang tak terbatas sesuai selera dan kreasi Anda.
Kesimpulan
Croissant Cube, dengan inovasi bentuknya yang unik, telah menciptakan sensasi baru dalam dunia pastry. Sejak diperkenalkan pada awal 2023 di toko Le Deli Robuchon di London, croissant kotak ini tidak hanya menjadi tren kuliner tetapi juga membuktikan inovasi yang menghadirkan pengalaman baru dalam menyantap pastry klasik. Dengan sejarahnya yang dipenuhi inovasi, bahan-bahan berkualitas tinggi, dan variasi rasa yang kreatif, Croissant Cube tidak hanya memikat mata tetapi juga memanjakan lidah para pecinta kuliner yang ingin mengeksplorasi varian croissant yang lebih eksklusif dan menggoda.
Comments