Flatbread, atau roti pipih, adalah salah satu jenis roti tertua yang sederhana namun serbaguna. Roti ini telah menjadi makanan pokok di berbagai budaya, dengan setiap daerah memiliki bahan, teknik pemanggangan, dan cara penyajian yang khas. Ada yang dipanggang di atas api terbuka, ada pula yang dibuat dengan cara tradisional menggunakan oven batu, keberagaman roti flatbread memang banyak dan sangat menarik.
Apa yang membuat flatbread begitu istimewa? Selain teksturnya yang ringan dan tipis, roti ini juga sangat fleksibel dalam berbagai budaya kuliner. Flatbread bisa menjadi pendamping hidangan utama, makanan utama itu sendiri, atau bahkan camilan.
Di artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai jenis flatbread dari seluruh dunia yang wajib kamu coba. Khusus bagi kamu pecinta kuliner roti atau pemilik bisnis makanan yang membutuhkan aneka jenis roti untuk usaha, flatbread dapat menawarkan beragam keunikan. Setiap jenisnya cita rasa khas, dan pengalaman kuliner yang berbeda. Yuk, mulai cari tahu kuliner flatbread ini.
1. Tortilla:
Asal:
Meksiko.
Bahan dasar:
Tepung jagung /tepung terigu, air, garam, dan lemak.
Tekstur:
Tipis, kenyal, dan fleksibel. Tortilla terbuat dari adonan yang dipipihkan dan dipanggang di atas wajan panas.
Rasa:
Rasa tortilla cenderung netral dengan sedikit rasa tepung jagung pada tortilla berbahan dasar jagung.
Penyajian:
Tortilla digunakan sebagai pembungkus dalam berbagai hidangan asin, seperti burrito, tacos, dan quesadilla, atau bisa juga dimakan dengan guacamole, salsa, atau daging panggang.
2. Pita
Asal:
Timur Tengah
Bahan dasar:
Tepung terigu, air, ragi, garam, dan beberapa versi menggunakan minyak zaitun.
Tekstur:
Pita memiliki tekstur lembut dan kenyal dengan kantong udara di tengah yang membuatnya bisa dipotong dan diisi.
Rasa:
Pita memiliki rasa yang netral dengan sedikit keasaman dari fermentasi ragi.
Penyajian:
Pita sering digunakan sebagai pembungkus falafel, shawarma, atau kebab, atau bisa juga disajikan dengan hummus atau tabbouleh.
3. Naan
Asal:
India
Bahan dasar:
Tepung terigu, air, ragi, garam, gula, yogurt atau susu untuk kelembutan.
Tekstur:
Naan memiliki tekstur lembut dan kenyal, kadang sedikit berbuih dan dihasilkan dari pemanggangan dalam tandoor (oven tanah liat).
Rasa:
Rasa naan ringan dengan sedikit rasa fermentasi dari ragi dan kelembutan yang berasal dari yogurt atau susu.
Penyajian:
Naan sering disajikan sebagai pendamping hidangan kari, dipakai untuk mencelupkan dalam saus, atau diisi dengan bahan seperti keju, bawang putih, atau daging cincang.
4. Lavash
Asal:
Armenia, (juga populer di negara-negara Kaukasus dan Timur Tengah)
Bahan dasar:
Tepung terigu, air, garam, dan kadang sedikit ragi.
Tekstur:
Lavash sangat tipis, lentur, dan bisa menjadi sangat renyah jika dipanggang lebih lama.
Rasa:
Lavash memiliki rasa yang sangat netral, cocok untuk digunakan sebagai pembungkus atau pendamping hidangan utama.
Penyajian:
Lavash biasanya digunakan untuk membungkus daging panggang, keju, atau sayuran, atau disajikan bersama hidangan seperti kebab dan hummus.
5. Focaccia
Asal:
Italia
Bahan dasar:
Tepung terigu, air, ragi, garam, minyak zaitun, dan kadang tambahan dedaunan(herb)
Tekstur:
Focaccia memiliki tekstur empuk dengan permukaan yang sedikit renyah, berkat penggunaan minyak zaitun. roti ini termasuk dalam kategori flatbread karna bentuknya yang pipih, namun terdapat beberapa bentuk roti Focaccia yang bervariatif.
Rasa:
Rasa focaccia kaya dan gurih, dengan rasa minyak zaitun yang khas, dan kadang dibumbui dengan dedaunan(herb)
Penyajian:
Focaccia sering disajikan sebagai pembuka atau camilan, dengan topping seperti keju, zaitun, atau tomat, atau bisa digunakan untuk sandwich.
6. Matzo (matzah)
Asal:
Mesir, (tetapi juga terkenal di komunitas Yahudi.)
Bahan dasar:
Tepung terigu, air, dan sedikit garam. Matzo tidak menggunakan ragi untuk menjaga adonan tetap datar dan keras.
Tekstur:
Keras, tipis, dan renyah. Matzo tidak mengembang seperti roti biasa karena tidak menggunakan ragi.
Rasa:
Matzo memiliki rasa yang sederhana dan sedikit hambar, lebih mirip cracker daripada roti.
Penyajian:
Matzo sering dimakan selama Paskah sebagai simbol kebebasan dan bisa dimakan begitu saja atau dipasangkan dengan bahan seperti haroset, daging, atau keju.
7. Panini
Asal:
Italia
Bahan dasar:
Tepung terigu, air, ragi, minyak zaitun, dan garam.
Tekstur:
Panini biasanya lebih padat dibandingkan flatbread lainnya, dengan kerak yang sedikit renyah di luar dan lembut di dalam. Flatbread ini juga cenderung memiliki ukurang yang lebih tebal dibanding flatbread lainnya.
Rasa:
Panini memiliki rasa yang netral namun gurih, dengan sedikit rasa dari minyak zaitun.
Penyajian:
Panini sering dipotong dan diisi dengan berbagai bahan seperti daging, keju, sayuran, dan saus, lalu dipanggang hingga permukaan roti menjadi renyah.
8. Laffa
Asal:
Timur Tengah.
Bahan dasar:
Tepung terigu, air, garam, ragi, dan kadang sedikit minyak.
Tekstur:
Laffa memiliki tekstur kenyal dan lembut dengan sedikit lebih tebal daripada pita.
Rasa:
Rasa laffa cukup netral, mirip dengan pita, tetapi dengan ketebalan yang lebih menambah kelembutan.
Penyajian:
Laffa sering digunakan untuk membungkus shawarma, falafel, atau isian lainnya, dan bisa juga dipasangkan dengan hummus atau tabbouleh.
9. Yufka
Asal:
Turki.
Bahan dasar:
Tepung terigu, air, garam, dan sedikit minyak.
Tekstur:
Yufka sangat tipis, hampir seperti kertas, dan bisa dilipat atau digulung dengan mudah.
Rasa:
Yufka memiliki rasa yang netral dan sedikit kenyal, cocok untuk berbagai isian.
Penyajian:
Yufka sering digunakan untuk membuat kebab atau sebagai pembungkus daging, keju, atau sayuran. Bisa juga digoreng untuk menghasilkan tekstur yang lebih renyah.
10. Canai
Asal:
India (dengan pengaruh dari Malaysia dan Singapura)
Bahan dasar:
Tepung terigu, air, garam, minyak, dan kadang susu.
Tekstur:
Canai memiliki tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, sering kali dilipat beberapa kali untuk mendapatkan lapisan yang tipis.
Rasa:
Rasa canai gurih dengan sedikit rasa dari minyak yang digunakan dalam pembuatannya.
Penyajian:
Canai sering disajikan dengan kari, dal (lentil), atau gula untuk hidangan manis.
Itulah beragam flatbread dari berbagai negara dengan ciri khas yang unik, mulai dari asal-usul, bahan dasar, tekstur, rasa, hingga cara penyajiannya. Tortilla dan yufka, misalnya, sama-sama memiliki tekstur yang tipis dan lentur. Namun, tortilla lebih sering digunakan sebagai pembungkus dalam hidangan khas Meksiko, sementara yufka banyak dipakai dalam masakan Turki.
Pita, laffa, dan naan juga memiliki tekstur lembut dan kenyal, tetapi dengan karakteristik berbeda: pita memiliki kantong udara, laffa lebih tebal, sedangkan naan biasanya dipanggang dalam oven tandoor yang memberikan aroma fermentasi khas. Lavash dan matzo dikenal dengan rasa yang netral; lavash lebih lentur, sedangkan matzo cenderung keras dan renyah karena tidak menggunakan ragi.
Focaccia dan panini, meskipun sama-sama berasal dari Italia, memiliki peran yang berbeda. Focaccia sering disajikan sebagai roti berbumbu dengan aneka topping, sementara panini lebih padat dan biasa digunakan untuk sandwich panggang. Sementara itu, roti canai memiliki keunikan tersendiri dengan tekstur berlapis yang renyah. Semua keanekaragaman ini mencerminkan kekayaan tradisi kuliner dunia dan menjadikan flatbread pilihan serbaguna untuk berbagai jenis hidangan.
Comments